Selasa, 04 Maret 2008

Peran Teknologi dalam Pertumbuhan Ekonomi

Peran teknologi dalam pertumbuhan ekonomi, berawal dari gagasan Robert Solow di tahun 1957. Waktu itu dia penasaran soal apa sih peran teknologi dalam produksi. Masa sih cuma modal (K) dan tenaga kerja (L) aja. Susahnya, teknologi melekat dalam proses produksi tadi. Bisa jadi teknologi melekat pada K, bisa juga menempel pada L. Bisa jadi juga rasio K/L akan mencerminkan tingkat teknologi. Ingat kan sempat muncul istilah teknologi padat modal, yaitu kalo K/L nilainya besar sekali. Atau teknologi padat karya, kalo K/L nilainya kecil sekali.

Kemudian dicari cara dengan melihat peran K dan L dalam pertumbuhan ekonomi. Sisanya dianggap sebagai peran teknologi, yang kemudian disebut sebagai produktivitas faktor produksi total, atau bahasa pak Solow sebagai Total Factor Productivity.

Berbagai kajian tentang produktivitas faktor produksi total ini, untuk kasus Indonesia, sudah pernah dilakukan. Data dari berbagai studi , misalya , Baier et.al (2006:45) untuk data dengan periode 1951-200, menghasilkan TFP growth -0,7 artinya produktivitas faktor teknologi itu negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perhitungan lebih lanjut menghasilkan angka TFP contribution sebesar -37%. Artinya peran teknologi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia yang negatif itu 37 %. Teknologi sangat penting buat Indonesia, sayangnya berkorelasi negatif dengan pertumbuhan ekonomi.

Studi-studi lain menghasilkan angka yang berbeda-beda. Terutama karena adanya perbedaan basis data, metode perhitungan yang berbeda.
Pada tingkat sektoral, khususnya pada industri manufaktur juga ada beberapa kajian. Misalnya Ikhsan (2006) yang menggunakan data tahun
1988-2000 menghasilkan TFP growth untuk sektor manufaktur sebesar
1.6 dan TFP contribution sebesar 16%. Dalam kajian ini peran teknologi dalam pertumbuhan sektor manufaktur sebesar 16%, sisanya 84% merupakan kontribusi faktor produksi lainnya.

Menarik adalah exercise pada operasi modifikasi cuaca, yaitu suatu proses menggunakan teknologi tinggi untuk menghasilkan hujan. Dari data 10 tahun operasi (sayangnya ada 3 tahun yang missing), diperoleh TFP growth 5,1 dan TFP contribution sebesar 70%. Artinya, peran teknologi dalam proses hujan buatan sebesar 70%. Yang lainnya merupakan kontribusi modal (K), tenaga kerja (L) dan material (M). Memang masuk akal juga sih kalau teknologi mempunyai peran yang sangat besar dalam proses ini karena memang operasinya menggunakan teknologi tinggi.

Tidak ada komentar: